Ibu-Ibu Mengurai Waktu
DODIK CAHYENDRA
Summary in English below.
Pada umumnya, perempuan mengemban tugas sebagai sorter. Setelah panen, biji kopi akan dikeringkan di bawah sinar matahari selama satu hingga dua hari, kemudian disortir dengan tangan menurut kualitas biji mereka. Pekerjaan yang cukup melelahkan ini tidak banyak diperhatikan orang. Namun tidak seperti petani atau pekerja harian, ibu-ibu ini menerima penghasilan tetap sebagai full time sorter, sehingga banyak perempuan yang meminati pekerjaan ini.
Terletak di tengah-tengah padang ladi yang tentram, ibu-ibu ini memisahkan biji kopi yang berkualitas tinggi dari yang lebih rendah, sembari bercanda, berbincang, ngobrol tentang anak-anak mereka, memasak makan siang, menyeruput kopi hitam atau kelapa, mengusir anjing yang berdatangan, kemudian kembali ke meja bersama untuk memilah biji kopi berkualitas tinggi.
—
Traditionally, females occupy the sorter roles. After harvest, coffee beans are dried under the sun for a day or two, before being sorted by hands according to their quality levels. It’s a tedious work that largely go unnoticed. But unlike farming or working as daily workers, these women earn steady income as full time sorters, making this job favorable to some women in the community.Situated among tranquil rice field, these women separate the ‘good’ beans (higher grade) from the rest while chatting, joking, catching up on life, talking about their children, cooking lunches, sipping some black coffee or coconuts, shooing dogs away, then returning to the communal table to pick the best quality beans.
—
DODIK CAHYENDRA adalah fotografer dan visual storyteller dari Bali. Di waktu senggangnya ia sering mendaki gunung dan mencari ketenangan alam.
DODIK CAHYENDRA is a photographer and visual storyteller from Bali. In his spare time he’d hike mountains and seeks tranquility in nature.
Baca juga, Taksu: Menjiwai Seni dalam Kopi.